Setelah
ancaman serangan dari kelompok Hasyasyin diatasi, konsentrasi shalahudin
diarahkan untuk menyerang bangsa Frank. Kemenangan demi kemenangan
menghampirinya. Tanggal 1 juli 1187 M, setelah bertempur selama enam hari,
Shalahudin merebut Tiberias. Dua hari kemudian, 3-4 Juli terjadi perang Httin.
Perang ini dimulai pada hari Jum’at, hari favorit Shalahudin untuk memulai
peperangan. Keunggulan masih dimiliki Shalahudin. Dari sekitar tentara Farank
yang berjumlah 20.000 hampir semuanya berhasil ditundukan sedaang lainya mati
dalam kehausan dan kelaparan.
Tawanan
Shalahudin semuanya diperlakukan dengan baik. Sebagaimana contoh ketika Raja
Yerusalem Guy De Lusignan dibebaskan oleh Shalahudin dengan syarat ia tidak
memerangi Shalahudin lagi. Hanya satu orang yang kemudian dibunuh oleh
Shalahudin Al-Ayyubi yaitu Reynald De Chatilon. Pemimpin perang salib yang
fasih berbahasa Arab ini kerapkali sering mengganggu kafilah dagang pada masa
gencatan senjata. Ketika itu ia adalah penguasa Kerak, ia menempatkan pasukan
di Aylah untuk mengganggu dan merampok para Jema’ah Haji. Karena itu, tiada
ampunan bagi Reginal De Chatillon dari Shalahudin. Kemudian ia dihukum mati
bersama kstatria elite lainya.
Kemenangan
Shalahudin dalam perang Hattin telah memotong alur gerak penyebaran bangsa
Frank. Setelah pengepungan Yerusalem selama seminggu, pada 2 Oktober 1187 M,
kota ini jatuh ketangan Shalahudin. Kumandang adzan di Masjidil Aqsa
menggantikan denting lonceng Gereja.
Pada 1189 M hamper seluruh wilayah disekitar wilayah
kekuasaan islam seperti Syaqif Arnun, Kaukab, dan Safawi jatuh ke tangan
Shalahudin. Beberapa wilayah yang tersisa bagi bangsa Frank adalah Antiokhia,
Tripoli dan Tyre.
Penguasaan
Shalahudin atas Yerusalem meyatukan bangsa-bangsa Eropa. Federick Barbarossa
dari Jerman,Richard I dari Inggris, dan Philip Agustus dari Perancis mengomando
pasukan salib. Dibawah komando mereka, tentara salib kembali menyerbu dan
terjadilah perang salib ketiga. Inilah episode perang salib terbesar, nama Shalahudin dan Richard The Lion Heart
menjadi legenda dalam peperangan ini.
Pertempuran berlangsung didarat dan
dilaut, berlangsung dari tanggal 27 Agustusn1187-12 Juli 1191 M. Inilah
pertempuran yang disebut-sebut sebagai operasi militer terbesar sepanjang abad
pertengahan. Akhirnya, diusahakan membuagt perjanjian damai. Dua syarat bagi
pembebesan tawanan sebesar 200.000 keping emas dan perbaikan salib suci oleh
pasukan Muslim. Ketika uang tebusan tidak diberikan sampai akhir bulan, Richard
memerintahkan pembunuhan 2.700 tawanan. Tindakan Richard ini bertolak belakang
dengan perlakuan Shalahudin. Semula Shalahudin menetapkan uang tebusan bagi
beberapa ribu tawanan miskin yang tidak bias menebus diri mereka sendiri. Namun
berkat permintaan saudaranya, tawanan-tawanan tersubut dibebaskan. Tawanan lain
dibebaskan atas permintaan seorang Uskup. Mengingat saudaranya dan seorang
Uskup telah berbuat kebaikan, Shalahudin merasa tiba giliranya untuk berbuat
baik. Sisa tawanan wanita dan anak-anak dibebaskan tanpa uang tebusan.
Tanggal 2
November 1192 M perdamaian akhirnya ditandatangani dengan ketentuan sebagai
berikut :
1.
Yerusalem
tetap berada dibawah kekuasaan umat Islam dan umat Kristen yang berziarah ke
Yerusalem tidak boleh diganggu
2.
Daerah
pesisir Syria dari Tyre Jaffa dikuasai pasukan salib.
3.
Harta
rampasan umat Kristen harus dikembalikan kepada mereka.
Tidak lama Shalahudin menikamati
perdamian itu. Pada 19 Februari 1193, Shalahudin jatuh sakit di Damascus, 12
hari kemudian Shalahudin Al-Ayyubi wafat pada usia 55 tahun. Ia dimakamkan di
Syria, dekat Masjid Umayyah. Hanya 47 dirham dan satu keping emas yang dimiliki Shalahudin ketika meninggal.
Comments
Post a Comment